Dengan kesederhanaanku aku mengingatKesederhanaanmu, Kepolosan, dan
ketenanganmu
Tentang betapa perempuan Indonesia
Sedang berharap pada hari depan
Dengan kebodohanku aku mengingat
Sebaris judul bukumu
Yang tidak pernah tuntas aku membacanya
Siapakah gerangan dia?
Yang rajin mengumpulkan lembar demi lembar
Surat cintamu untuk perempuan Indonesia
Hingga sampai padaku
Dengan ambisi aku mencari pembelaan
Disetiap kisah-kisahmu
Akukah cita -citamu ?
Pahit, getir dan serakahnya mereka
Menghabiskan tak bersisa,
harapan-harapanku Ibu
Aku bukan cita-citamu
Dengan rasa ketidakadilan
Aku meresapi lagu yang kau dendangkan
Saat menggendong bayi-bayi perempuan
mungil
Apakah terbayang olehmu
Kelak mereka menari, menyanyi, dan
membaca?
Ibu, aku tak ingin menari dalam kacaunya
politik
Menyanyi dalam terpuruknya nilai uang kita
Habisnya emas, gas, batu bara dan minyak
bumi kita
Ibu, aku membaca betapa suram hari depan
anak-anakku.
Sumber : kabarindonesia.com





